di senja yang biasa
ada kita yang mengadu mesra.
bercanda bagai pemilik sah dunia.
bertingkah bak dewi dan dewa..
tak ada satu carik bagian kebahagiaan
yang tak kita rasakan.
bahkan dosa kita lakukan teratas nama kesetiaan.
meski kau melenguh kesakitan..
secangkir kopi jadi saksi.
dua anak manusia meninggi tak terkendali.
merayu mesra dan saling memanja.
mengandaikan masa depan yang bahagia..
seperti petir membelah mentari.
tiba-tiba kau pergi.
senyum yang selalu mencumbuku lenyap bak ditelan bumi..
bekas jejak langkah hanya mampu kupandangi.
mungkin karna kaki tak bisa lagi berlari.
diam tertegun dengan semua yang terjadi.
ah, andai itu semua mimpi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar