menua berdua
sayu mata lelaki baya memandang mesra senyum kekasihnya.
tersenyum hatinya.
tangan kanannya membelai lembut rambut kekasihnya.
tersenyum bibirnya.
mendaratkan kecup lembut di kening kekasihnya.
bahagia mereka.
seperti doa mereka pada Tuhannya.
mencinta,
berdua,
selamanya.
ada bahagia karna Tuhan menjaga keutuhan cinta mereka.
tapi ada kesedihan yang sebenarnya tak bisa mereka pendam selamanya.
iya, cinta mereka hanya berdua.
tidak ada orang ketiga di hidup mereka.
hari demi hari saling mencinta.
kopi pagi terhidang begitu hangat di beranda rumahnya.
sapa dan senyum hangat tak pernah luput dari kemesraan mereka.
itu cinta, buta.
di satu sisi hati mereka ada kegelisahan.
tentang penantian yang tak kunjung Tuhan berikan.
satupun anugrah tak kunjung jatuh di pelukan.
mereka tak punya keturunan..!!
sudah tak mungkin lagi untuk menyesal.
waktu telah berlalu begitu jauh.
keriput di wajah mereka tak bisa tutupi bergulirnya masa.
tapi senyum masih saja ada.
senyuman cinta.
cinta,
bukti mana yang bisa tandingi mereka..?
kesetiaan mana yang bisa kalahkan mereka..?
waktu dan keikhlasan merekalah rajanya.
tidak ada saling adu telunjuk.
menyalahkan siapa yang bersalah.
yang ada hanya adu peluk.
saling melingungi dan menjaga kemesraan dan tak ada yang kalah.
Tuhan,
Kau buktikan sebuah cinta yang mengagumkan.
sebuah kisah indah yang tak semua bisa sanggupkan.
cinta dua manusia yang terlena cinta berdua hingga menua.
menjaga, dan dijaga.
mengasihi tanpa meminta balasannya.
siapa yang salah..?
mereka..?
Tuhan..?
waktu..?
takdir..?
bungkam mulutmu yang hanya bisa menggerutu.
diam dan rasakan bagaimana jika kau seperti itu.
merekalah bukti cinta yang menua berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar