Minggu, 29 Maret 2015

menua berdua

menua berdua

sayu mata lelaki baya memandang mesra senyum kekasihnya.
tersenyum hatinya.
tangan kanannya membelai lembut rambut kekasihnya.
tersenyum bibirnya.
mendaratkan kecup lembut di kening kekasihnya.
bahagia mereka.

seperti doa mereka pada Tuhannya.
mencinta,
berdua,
selamanya.

ada bahagia karna Tuhan menjaga keutuhan cinta mereka.
tapi ada kesedihan yang sebenarnya tak bisa mereka pendam selamanya.
iya, cinta mereka hanya berdua.
tidak ada orang ketiga di hidup mereka.

hari demi hari saling mencinta.
kopi pagi terhidang begitu hangat di beranda rumahnya.
sapa dan senyum hangat tak pernah luput dari kemesraan mereka.
itu cinta, buta.

di satu sisi hati mereka ada kegelisahan.
tentang penantian yang tak kunjung Tuhan berikan.
satupun anugrah tak kunjung jatuh di pelukan.
mereka tak punya keturunan..!!

sudah tak mungkin lagi untuk menyesal.
waktu telah berlalu begitu jauh.
keriput di wajah mereka tak bisa tutupi bergulirnya masa.
tapi senyum masih saja ada.
senyuman cinta.

cinta,
bukti mana yang bisa tandingi mereka..?
kesetiaan mana yang bisa kalahkan mereka..?
waktu dan keikhlasan merekalah rajanya.

tidak ada saling adu telunjuk.
menyalahkan siapa yang bersalah.
yang ada hanya adu peluk.
saling melingungi dan menjaga kemesraan dan tak ada yang kalah.

Tuhan,
Kau buktikan sebuah cinta yang mengagumkan.
sebuah kisah indah yang tak semua bisa sanggupkan.
cinta dua manusia yang terlena cinta berdua hingga menua.
menjaga, dan dijaga.
mengasihi tanpa meminta balasannya.

siapa yang salah..?
mereka..?
Tuhan..?
waktu..?
takdir..?
bungkam mulutmu yang hanya bisa menggerutu.
diam dan rasakan bagaimana jika kau seperti itu.

merekalah bukti cinta yang menua berdua. 

bersulang dengan fajar dunia

ada seekor mangsa yang waspada diintai mata elang dari balik rimbun cemara. 
ada sepasang angsa yang pura-pura mesra saling tukar menukar liur di hadapan selingkuhannya. 
ada parkit kecil yang nyaring bernyanyi dalam sangkar emas tapi terpisah jauh dari induknya. 
tapi juga ada yang diam. 
angan,
angan yang tak bisa bergerak meski tersapu angin. 
mimpi, 
mimpi yang tak bisa beranjak meski ditimang dansa komedi putar. 

hati tak bernyali. 
dibakar berang api. 
dihabisi tak sisakan secuil nadi. 
mati di pangku belati. 

pada akhirnya, bumi hanya berputar. 
tidak berlalu gontaikan sepasang tangannya begitu saja. 
mungkin Tuhan masih beri kesempatan, mengulang dan membenahi yang pernah berlalu. 

dara, malam sudah berganti. 
nafsu mentari sudah tak tahan ingin injuk diri. 
lalu buka mata indahmu, lihat sekitarmu, bersihkan semua jaring laba-laba yang halangi gerakmu. 
kau berhak untuk itu. 

coba kau isi lagi cangkir usang yang telah lama kosong. 
racik semua tentang pahit kemarin. 
lalu beri manis mimpi yang kau perjuangkan. 
seduh dengan hangatnya cinta. 
lalu aduk dengan setia. 
seduhan pertama,
seduh dan bersulang dengan fajar dunia. 
jadikan seduhan terhangat untuk temanimu buka hari. 
beri senyuman seperti senyum pendosa yang menyalami para sipir dari luar jeruji besi. 
nikmatilah sendiri. 

kini, buat hatimu bernyali lagi. 
buktikan pada api. 
buktikan nadimu berdetak kembali. 
lalu gunakanlah belati merobek pasung diri. 

karna kau layak jadi dirimu sendiri.