parkit kecil menyanyi.
tak jelas arti, tapi indah kudengar sampai hati.
alunannya begitu harmonis.
meski sesekali dia memijak kotoran, tak manis.
di sangkar mewahnya, semua ada.
harta, wibawa, dan semua tentang hebat dunia.
tapi sepertinya tidak dengan cinta.
itu matanya yang bicara.
apa yang salah dengan sangkar ini..?
kuamati. sambil ngopi.
kupelajari, sambil ngopi.
kucermati, sambil ngopi.
lama, bahkan sampai parkit itu tertidur dengan satu kakinya.
memejam matanya seakan menutup muka gundah hatinya.
dan saat terbuka matanya, coba kusediakan sangkar sederhana.
tepat di samping sangkar mewahnya.
tidak sehebat dan senikmat biasanya,
tapi coba kutawarkan kenyamanan yang belum dia coba.
kepak sayapnya bergegas mengambil tempat.
meski kuucapkan "di sini tak seperti di sana".
dia tak hiraukan ucapku.
biaiklah, terbanglah di sini.
menarilah, dan bernyanyilah di sini.
sebebas apa yang kau impikan selama ini.
biar perlahan kusediakan obat untuk bulu sayapmu yang pernah tergores karna sangkar mewahmu, dulu.
agar engkau lebih indah lagi.
agar aku selalu dengar semua nyayian indahmu yang tanpa tapi.
dan agar kopiku tak lagi sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar