di sebuah sederhananya kedai kopi
lelaki-lelaki sedang berbincang tentang hebatnya hari.
mengeluh dengan panas mentari
melelah, lelah karna tuntutan diri.
mentari begitu terik
seakan merayu emosi
membelainya begitu halus dan lembut
sampai terbang melayang begitu tinggi
hanya karna ucap tak mengenakkan hati
segala perdebatan
segala caci makian
merubah seketika dari ketenangan
membakar suasana
gaduh bergemuruh
berkeringat mereka
meski tak banyak gerak yang dilakukannya
mungkin karan emosinya
yang membakar dirinya sendiri
seorang lain membentak seketika
coba meleraikan sepertinya
bukan dengan pelukan
tapi dengan keras dan kejamnya cacian
juga ada lempar batang rokok ke dada mereka
sengaja
bentakannya pasti
membentak untuk saling tenangkan diri
diam mereka
lalu duduk kembali di hadapan kopi
bentakkan lagi terucap
untuk segera nikmati kopi di hadapan mereka
bentakan dengan ancaman kali ini.
"jika tak kau nikmati, kulempar muka kalian dengan cangkir itu"
masih dengan wajah yang penuh emosi dan pasti.
"nikmati..!!"
bentaknya.
tak perlu menunggu hari berlalu
seketika emosi luluh perlahan
satu demi satu hati
saling menurun
terlihat pasti dari nafasnya yang tak lagi memburu
perlahan tercipta senyuman
lalu kembali berjabatan tangan
ini,
jangan bilang kopi tak bernyali
kopi, dengan diamnya saja bisa turunkan emosi.
emosi siapa saja.
bahkan penguasa yang sok berkuasa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar