Senin, 04 Agustus 2014

sore di kota binal


seekor elang terbang mlayang, tinggi menyapa awan yang muram dalam kegelisahan. mendung menyapa sore yang bergulat lelah dengan jadwal.

lelah diam-diam menyelinap di tubuh. mata mulai sayu memandang hamparan jalan, jenuh. seketika tersentak, mata menyala, terkejutkan.
mudi mudi bercengkrama, sederhana. sesederhana mereka berdiam di pangku ayah bundanya. tak hiraukan budaya. celana 10 cm dari pangkal paha. mengumbar halus kulitnya.
di sana gadis-gadis berkeliaran begitu saja, tawanya menganga, seakan siap menerkam semua yang ada.

di sudut jalan, ada teriakan memanggil namaku. di kedai kopi sederhana, teman lama sedang duduk menikmati suasana. kuhampiri saja. sekitarnya banyak mama-mama muda sedang arisan sepertinya. berjilbab atasnya, jagetnya di buka, dan membirkan lengannya terbuka. ah, ini budaya seperti apa..

senja akan datang, mentari mulai jatuhkan kesombongannya. sinarnya memerah manja. pandang masih tetap saja. tersajikan pemandangan binal yang tepiskn semua budaya. tapi entahlah, nafsuku tak ada. aku hanya bayangkan mereka adik-adikku, yang harusnya waktu ini sedang belajar mengaji atau les private untuk ujian yg akan mereka hadapi..
harusnya, begitu adanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar