Rabu, 30 Juli 2014

kepakan lembut jemari cinta


jalan panjang,
tergenang air dan ramainya penjaja souvenir.
riuh mengaduh sampai jalan terakhir.

ah, hujan sepertinya mengganggu usik jemari kita yang saling meremas.
kudekap saja dirimu,
dan coba menahan hujan yang siap basahkanmu,
dengan tanganku.

seorang tua disudut jalan jajakkan minuman.
menghangatkan.
kau memanja padanya,
dan aku merayumu mesra.

berjalan kita berlalu.
menyusuri malam, lalu menerobos derai hujan.
bercanda dengan dingin,
kita nikmati hangatnya kopi dihamparan tanah lapang.
lalu kerling bintang seakan ikut merasakan.
dia malu tak tampakkan sendu.

kau berkisah tentang dirimu,
begitu juga denganku. 
lalu anggukan pasti, kau berikan saat kuucapakan "kita saling memiliki'

kau menggigil dingin,
gemetar bibirmu begitu kencang.
ah, ini dadaku untuk memelukmu,
lalu hangatkanmu.

hari demi hari,
kita lalui ribuan rasa dan segudang cinta.
tak luput pula dosa,
dari sepasang anak manusia.

tertawakan sepi, lalu menyepikan keramaian,
kitalah pencipta alur cinta.
meski hanya di hati kita sendiri.
lalu bahagia, dengan cara kita.

suatu waktu nanti,
dijemari lembutmu,
ijinkan ada cintaku yang melingkarinya.
dengan semua setia yang kupunya,
kuletakkan dinyawamu saja.

karna kita bukan lagi layaknya sepasang burung,
yang terbang beriringan lalu berkejaran.
kitalah sepasang kepak sayap burung,
yang siap terbangkan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar