Jumat, 26 September 2014

harusnya bermain

anak-anak kecil lari bertelanjang kaki.
berteriak bebas layaknya mantan pendosa yang keluar bui.
mengejar yang tak ada,
tapi begitu riang gembira.

aku ingin seperti mereka.
berlarian bebas semaunya.
berteriak lantang sekenanya.
tertawa lepas tanpa dahaga.
lalu bermain tertawakan dunia.
tanpa beban.

mungkin hanya masalah jaman.
hari bergulir tak beraturan.
lalu sampaikan diri pada sebuah pijakan.
di mana semua mata menghamba pada harta dan kekuasaan.
lidahnya menjilati bangkai jalanan.

arus ini begitu deras.
membawa insan tenggelam dalam buas.
semua tentang harga diri seakan terampas.
habis, habis semua tak berampas.
seperti kopi dari seberang sana yang di sesap tanpa ampas.

mungkin harusnya tak seperti ini.
andai masih ada jiwa dan martabat diri.
andai kita masih bisa saling bertoleransi.
andai kita masih menjaga untuk saling menghormati.

kini, apa yang bisa kita tinggalkan pada anak-anak kita nanti..?
masihkah akan ada permainan di lapang yang luas esok nanti..?
masikah ada mimpi-mimpi yang diterbangkan angin sore seperti tadi..?

bukan karna nasi telah menjadi bubur,
tapi cobalah kau tanak nasi kembali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar