Senin, 22 September 2014

rimbamu yang indah menggugah

berjalan menelusuri rimba hatimu.
kadang mencabik buas setiaku.
kadang kutemukan kurma manis, sekedar pengobat cabik ganas yang bengis.

mungkin pelantun nada-nada pengiring rimba sedang cuti.
heningnya begitu sendiri.
cuap-cuapnya tak terdengar lagi.

rimba ini tak jelas, mencekam.
tepiannya tak segera kutemukan.
bahkan saat ku balikkan arahku untuk menelusuri pusatnyapun, tak dapat ku temukan.

rimbamu begitu lebat, sayang.
cahaya ramah matahari pun seakan enggan menyapaku.

di sini, aku duduk sendiri meratapi semua langkahku.
mungkin aku salah.
mungkin seharusnya aku tak di sini.
mungkin karna rimba ini begitu rumit untukku.

kini yang ada hanya sesal.
tapi harus kuakui, rimbamu begitu indah.
meski kurang seberapa ramah, tapi rimbamu begitu menggugah.

ijinkan aku tetap di sini saja.
biar ku cari sendiri jalanku dari sini.
meski tak semestinya, tapi ini kujalani saja.
apa adanya, seperti yang Tuhan janjikan pada ajaranku saat masih ingusan dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar