Kamis, 02 Oktober 2014

senja di kopiku

ranum manja mentari sore.
memerah malu.
samar nampak tersipu di celah jendela.
tak ada pucat pasi karna awan hitam.
begitu anggun.
meski tak seanggun saat kupeluk dia serta.

dari balik tembok ruang.
hati menyepi dibuai kenangan.
sendiri menanti waktu tiba di peraduan.
sebuah peluk hangat yang tak pernah lekang.

di buru waktu.
jantung berdegup tak tentu.
di biarkan semua yang ada.
terabaikan puing-puing nestapa dunia.
melaju.
seakan waktu tak mau menunggu.
langkahnya menjauhkan mata.
melepas semua rindu yang masih tersisa.

tiba di ujung sana.
sepasang mata menatapnya merindu.
tangannya bergegas membelai.
bahasa tubuh yang begitu santai namun aduhai.

tersaji secangkir kopi.
sesederhana sambutnya tadi.
tapi entah begitu saja terbangkannya tinggi.
meninggi tak terkendali.
tak sendiri.
sepasang mata tadi menyandingi.
senyumnya merekah bak senja hari.
indah.

lelah dan semua yang terasa dalam sehari
lenyaplah sudah.
dibayar lunas oleh senyuman.
dan sapaan ringan.

senja di sana hanya diam saja.
merahnya seakan mengiri pada mereka.
ranumnya seakan terbata.
melambat sudah waktu dunia.
sebelum semua kekal dalam bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar